Senin, 15 Desember 2008

Bab 41: Ingkar Terhadap Ni'mat Allah

Firman Allah s.w.t.:
“Mereka mengetahui ni'mat Allah (tetapi) kemudian mereka mengingkarinya…” (QS. An Nahl, 83).
Dalam menafsiri ayat di atas Mujahid mengatakan bahawa maksudnya adalah kata-kata seseroang: "Ini adalah harta kekayaan yang aku warisi dari nenek moyangku."
Aun bin Abdullah mengatakan: "Yakni kata mereka 'kalau bukan kerana fulan, tentu tidak akan menjadi begini'."
Ibnu Qutaibah berkata, menafsiri ayat di atas: "mereka mengatakan: ini adalah sebab syafa'at sembahan sembahan kami".
Abul Abbas[101] - setelah mengupas hadis yang diriwayatkan oleh Zaid bin Kholid yang didalamnya terdapat sabda Nabi: "sesungguhnya Allah berfirman: "pagi ini sebahagian hambaku ada yang beriman kepadaku dan ada yang kifir …, sebagaimana yang telah disebutkan di atas[102] - ia mengatakan:
"Hal ini banyak terdapat dalam Al Qur'an mahupun As sunnah, Allah s.w.t. mencela orang yang menyekutukanNya dengan menisbatkan ni'mat yang telah diberikan kepada selainNya".
Sebahagian ulama salaf mengatakan: "iaitu seperti ucapan mereka: anginnya bagus, nahkodanya cerdik pandai, dan sebagainya, yang boleh muncul dari ucapan ramai orang.
Kandungan bab ini:
1-Penjelasan tentang firman Allah yang terdapat dalam surah An Nahl, yang menyatakan adanya ramai orang yang mengetahui ni'mat Allah tapi mereka mengingkarinya.
2-Hal itu sering terjadi dalam ucapan ramai orang. [kerana itu harus dihindari].
3-Ucapan seperti ini dianggap sebagai pengingkaran terhadap ni'mat Allah.
4-Adanya dua hal yang kontradiksi (mengetahui ni'mat Allah dan mengingkarinya), boleh terjadi dalam diri manusia.
_____________________________________
Catatan Kaki:
[101] Abu Al Abbas Ibnu Taimiyah.
[102] Telah disebutkan pada bab 30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar