Senin, 15 Desember 2008

Bab 54: Larangan Mengucapkan "Abdi Atau Amati (Hambaku)"

riwayatkan dalam shaheh Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah r.a. bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Janganlah salah seorang diantara kalian berkata (kepada hamba sahaya atau pelayannya): "Hidangkan makanan untuk gustimu, dan ambilkan air wudlu untuk gustimu", dan hendaknya pelayan itu mengatakan: "tuanku, majikanku"; dan janganlah salah seorang diantara kalian berkata (kepada hambanya): "hamba laki-lakiku, dan hamba perempuanku", dan hendaknya ia berkata: "bujangku, gadisku, dan anakku".
Kandungan bab ini:
1-Larangan mengatakan " Abdi atau Amati ", yang bererti hambaku.
2-Larangan bagi seorang hamba sahaya untuk memanggil majikannya dengan ucapan: "Rabbi" yang bererti: "gusti pangeranku", dan larangan bagi seorang majikan mengatakan kepada hamba sahayanya atau pelayannya yang bererti "hidangkan makanan untuk gusti pangeranmu".
3-Dianjurkan kepada majikan atau tuan untuk memanggil pelayan atau hamba sahayanya dengan ucapan "fataya" (bujangku), fatati (gadisku), dan ghulami (anakku).
4-Dan dianjurkan kepada pelayan atau hamba sahaya untuk memanggil tuan atau majikannya dengan panggilan "sayyidi" (tuanku) atau " maulaya (majikanku).
5-Tujuan dari anjuran di atas untuk mengamalkan tauhid dengan semurni-murninya, sampai dalam hal ucapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar