Senin, 15 Desember 2008

Bab 65: Larangan Menjadikan Allah Sebagai Perantara Kepada Makhluknya

riwayatkan dari Jubair bin Mut'im r.a. bahawa ada seorang badui datang kepada Rasulullah s.a.w. dengan mengatakan: "Ya Rasulullah, orang orang pada kehabisan tenaga, anak isteri kelaparan, dan harta benda pada musnah, maka mintalah siraman hujan untuk kami kapada Rabbmu, sungguh kami menjadikan Allah sebagai perantara kepadamu, dan kami menjadikanmu sebagai peranatara kepada Allah". Maka Nabi bersabda:
"Maha suci Allah, maha suci Allah" - beliau masih terus bertasbih sampai nampak pada wajah para sahabat (perasaan takut kerana kamaranhan beliau), kemudian beliau bersabda: " Kasihanilah dirimu, tahukah kalian siapa Allah itu? sungguh kedudukan Allah s.w.t. itu jauh lebih Agung dari pada yang demikian itu, sesungguhnya tidak dibenarkan Allah dijadikan sebagai perantara kepada siapapun dari makhlukNya." (HR. Abu Daud).
Kandungan bab ini:
1-Rasulullah s.a.w. mengingkari seseorang yang mengatakan: "Kami menjadikan Allah sebagai perantara kepadamu."
2-Rasulullah s.a.w. marah sekali ketika mendengar ucapan ini, dan bertasbih berkali kali, sehingga para sahabat merasa takut.
3-Rasulullah s.a.w. tidak mengingkari ucapan badui "kami menjadikanmu sebagai perantara kepada Allah".
4-Penjelasan tentang makna sabda Rasul "Subhanallah" [yang ertinya: Maha Suci Allah].
5-Kaum muslimin menjadikan Rasulullah sebagai perantara [pada masa hidupnya] untuk memohon [kepada Allah s.w.t.] siraman hujan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar